sadending yaitu akhir cerita yang berujung dengan kesedihan atau tidak mnemukan jln keluar suatu masalh. jikq happy ending yaitu akhir cerita yang berujung bahagia,sejahtera,damai tanpa adanya suatu masalh.
X01F. Oleh Anggraini Putri Mahardita Bagi kalian pecinta film, drama, sinetron, serial tv, novel dan semacamnya pasti pernah denger dong apa itu sad ending atau happy ending ? Yapss. Sad ending dalam sebuah karya entah itu tulisan maupun berupa film adalah sebuah cerita yang memiliki akhir menyedihkan. Biasanya ending seperti ini nih yang jarang banget orang suka. Sebaliknya, happy catastrophe dalam sebuah karya tulis maupun film adalah sebuah cerita yang memiliki akhir yang bahagia. Ending yang happy nih yang biasanya disukai. Bahkan untuk penikmat moving picture, drama, novel dan semacamnya seringkali nih menebak-nebak bagaimana ending dari suatu cerita. Dan bisa aja ga terima kalau ternyata endingnya itu menyedihkan atau nggak sesuai dengan ekspektasi. Nah, temen-temen sadar ga sih di hidup kita juga sama loh. Kita juga sedang menuju ending dari cerita singkat kita di dunia saat ini. Kalau di sebuah cerita karya manusia ada sad ending atau happy ending. Di hidup kita pun sama, ada distressing ending atau happy ending yang sedang kita ciptakan juga. Bentar-bentar, kita ciptakan ?? Gimana nih maksudnya menciptakan catastrophe ?? Yaaa betull, kita sedang on the way dalam perjalanan menuju ending kehidupan kita. Dan dalam perjalanan inilah kita berusaha buat menciptakan ending kehidupan kita, mau sorry ending atau happy catastrophe itu semua sedang kita buat saat ini. Bentar-bentar .. Emang sorry ending dan happy ending versi hidup kita apaan ? Nah, kalian muslim kan ? Ini untuk kalian yang muslim ya. Yang tau tujuan kita hidup di dunia ini ngapain. Pastinya kita sebagai muslim tau kan kalau di dunia ini tuh sementara, yang artinya ada akhir dari dunia yaitu kematian. Kematian itulah ending cerita kita di dunia. Ingat ending di dunia ya ! Artinya ya walaupun nanti setelah ending di dunia ini justru ada kehidupan abadi yang gaada endingnya. Tapi tetep aja catastrophe dunia tuh menentukan banget bagaimana kehidupan abadi yang akan kita jalani selanjutnya. Nah lamentable ending disini maksudnya adalah kematian yang menyedihkan. Gimana kematian menyedihkan versi kita sebagai seorang muslim ? Tentunya ketika kita mati dalam keadaan Suâul Khotimah yakni ketika kita tenggelam dalam kemaksiatan sampai maut menjemput sebelum sempat bertobat kepada Allah Swt. Ada banyak hal yang membuat kita memiliki ending yang seperti ini yaitu antara lain seperti kurangnya kita dalam menjaga aqidah atau keimanan, sering bermaksiat, tidak istiqomah dan masih banyak lagi. Apalagi sad catastrophe yang paling tragis adalah ketika kita mati dalam keadaan murtad alias tidak beriman kepada Allah. Itulah sorry ending versi kita sebagai muslim. Naudzubillah ya. Sedangkan happy ending bagi kita sebagai muslim yaitu ketika kita mati dalam keadaan Husnul Khotimah yaitu ketika sebelum dan sampai ajal menghampiri kita senantiasa menjauhi semua yang dapat menyebakan kemurkaan Allah, taat terhadap syariat secara full, dan sempat bertaubat meminta ampun atas dosa dan kesalahan yang pernah kita buat. Then, tergambar kan harusnya catastrophe yang ideal bagi kita seorang muslim itu yang mana ?. Catastrophe yang ideal ya harusnya happy ending yakni kematian yang baik alias husnul khotimah. Eitss, tapi ingat hadist Rasul yang ini ya .. Ű„ÙÙÙÙ
Ùۧ ۧÙŰŁÙŰčÙÙ
ÙۧÙÙ ŰšÙۧÙŰźÙÙÙÙۧŰȘÙÙÙÙ
Ù Ű±ÙŰ§Ù Ű§ÙŰšŰźŰ§Ű±Ù ÙŰșÙÙÙ۱ÙÙÙ âSesungguhnya amalan itu tergantung dengan penutupnyaâ. [HR Bukhari dan selainnya] Artinya catastrophe kita itu tergantung amalan yang kita lakukan selama kita masih hidup di dunia. Kalau kita sering bermaksiat, menolak syariat Allah, dan melakukan perbuatan yang dibenci Allah maka artinya kita sedang menciptakan akhir yang buruk bagi kehidupan abadi kita selanjutnya. Sebaliknya jika selama hidup kita sering melakukan amalan-amalan yang baik serta menjalankan seluruh syariat Allah tanpa tapi atau bahkan mendakwahkannya maka artinya kita sedang menciptakan akhir yang bahagia bagi kehidupan akhirat kita. Nah jadi kesimpulannya sad ending dan happy ending versi hidup kita sebagai seorang muslim inilah yang akan menentukan kehidupan abadi kita selanjutnya. Kalau pitiful catastrophe ya pasti berakhir di neraka. Kalau happy ending ya pasti berakhir di surga. And so, kita tinggal pilih aja. Mau lamentable ending masuk neraka atau happy ending masuk surga ? reper/az
Jelaskan Perbedaan Happy Ending Dan Sad Ending â Happy Ending dan Sad Ending adalah kedua jenis akhir dari cerita yang berbeda. Happy Ending adalah akhir yang membawa kebahagiaan, sedangkan Sad Ending adalah akhir yang membawa kesedihan. Happy Ending biasanya berisi tentang kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan. Hal ini dapat dicapai melalui proses berjuang yang berat, sehingga karakter utama berhasil mencapai tujuannya. Kesuksesan ini biasanya berakhir dengan perasaan senang dan cinta, terutama jika karakter utama mencapai tujuannya dengan selamat. Di sisi lain, Sad Ending adalah akhir yang menyedihkan. Hal ini biasanya terjadi ketika karakter utama tidak berhasil mencapai tujuannya atau menjadi korban kecelakaan atau kematian. Perbedaan antara Happy Ending dan Sad Ending juga terlihat dalam pengaruhnya pada pembaca. Happy Ending membawa perasaan bangga dan optimis pada pembaca, sedangkan Sad Ending membawa pembaca pada perasaan sedih dan putus asa. Happy Ending juga memberi pembaca kesan bahwa segala sesuatu dapat dicapai dengan kerja keras dan tekad, sedangkan Sad Ending mengajarkan pembaca untuk lebih realistis dan menghormati proses. Jadi, Happy Ending dan Sad Ending adalah dua jenis akhir yang berbeda. Happy Ending berisi tentang kesuksesan dan kebahagiaan, sementara Sad Ending berisi tentang kegagalan dan kesedihan. Perbedaan ini juga tercermin dalam pengaruh yang diberikan pada pembaca, dengan Happy Ending memberikan pembaca perasaan optimis dan Sad Ending memberikan pembaca perasaan putus asa. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Perbedaan Happy Ending Dan Sad 1. Happy Ending dan Sad Ending adalah dua jenis akhir cerita yang 2. Happy Ending berisi tentang kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang dicapai melalui proses berjuang yang 3. Sad Ending adalah akhir yang menyedihkan, terjadi ketika karakter utama tidak berhasil mencapai 4. Perbedaan antara Happy Ending dan Sad Ending tercermin dalam pengaruhnya pada 5. Happy Ending membawa perasaan bangga dan optimis pada pembaca, sedangkan Sad Ending membawa pembaca pada perasaan sedih dan putus 6. Happy Ending mengajarkan pembaca untuk berusaha keras untuk mencapai tujuan, sedangkan Sad Ending mengajarkan pembaca untuk lebih realistis dan menghormati proses. Penjelasan Lengkap Jelaskan Perbedaan Happy Ending Dan Sad Ending 1. Happy Ending dan Sad Ending adalah dua jenis akhir cerita yang berbeda. 1. Happy Ending dan Sad Ending adalah dua jenis akhir cerita yang berbeda. Happy Ending adalah akhir cerita yang membuat pembaca merasa bahagia dan senang. Akhir ini biasanya menampilkan semua orang bahagia, dan semua masalah yang ada di dalam cerita telah teratasi. Banyak cerita cinta memiliki akhir happy ending karena menampilkan sepasang yang bahagia bersama. Sad Ending adalah akhir cerita yang menunjukkan penderitaan, kekecewaan, dan keputus-asaan. Di akhir ini, masalah yang ada di dalam cerita tidak terpecahkan, dan hasilnya adalah karakter utama yang meninggal, melepaskan hubungannya atau tersingkir dari kehidupan itu sendiri. Karakter utama mungkin juga ditinggalkan sendirian. Sad Ending bisa menyentuh hati pembaca dan memberikan perasaan yang mendalam. Kedua jenis akhir ini bisa menjadi bagian dari cerita apa pun. Beberapa karya sastra klasik yang sangat populer memiliki Sad Ending. Beberapa contoh termasuk Romeo dan Juliet, Hamlet, dan Wuthering Heights. Namun, banyak cerita modern memiliki Happy Ending. Contoh-contoh ini meliputi Harry Potter dan The Hunger Games. Keduanya bisa membangun karakter cerita dengan cara yang berbeda. Sad Ending bisa mendorong pembaca untuk melihat karakter dalam sudut pandang yang berbeda. Happy Ending mengajarkan pelajaran yang berguna dan meninggalkan pembaca dengan sensasi yang menyenangkan. Keduanya menyampaikan pesan yang berbeda. Sad Ending berfokus pada kekecewaan dan kesedihan, sedangkan Happy Ending berfokus pada harapan dan optimisme. Ini menunjukkan bahwa tidak ada satu jenis akhir yang lebih baik daripada yang lain, tetapi kedua jenis akhir memiliki tujuan yang berbeda. 2. Happy Ending berisi tentang kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang dicapai melalui proses berjuang yang berat. Happy ending atau ending bahagia adalah jenis akhir dari sebuah cerita yang membawa kesimpulan bahwa semua kepentingan utama dari cerita tersebut selesai dengan baik. Happy ending berisi tentang kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang dicapai melalui proses berjuang yang berat. Karakter utama dari cerita biasanya memiliki tantangan yang harus dia hadapi dan melaluinya berhasil mencapai kesuksesan akhir yang diinginkan. Karakter utama terus bertahan dan berusaha untuk mencapai tujuannya meskipun ada banyak hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Sad ending atau ending tragis adalah jenis akhir dari sebuah cerita yang membawa kesimpulan bahwa semua kepentingan utama dari cerita tersebut tidak berhasil diselesaikan dengan baik. Karakter utama dari cerita mungkin memiliki tantangan yang harus dia hadapi, tetapi dia tidak berhasil mencapai kesuksesan akhir yang diinginkan. Karakter utama mungkin bertahan dan berusaha untuk mencapai tujuannya, tetapi semua usahanya gagal dan akhirnya ia mengalami kehancuran. Akhir cerita ini biasanya menyebabkan perasaan kehilangan, kekecewaan, dan kesedihan. Kedua jenis akhir cerita ini berbeda karena memiliki tujuan yang berbeda. Happy ending berisi tentang kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang dicapai melalui proses berjuang yang berat. Sedangkan sad ending berisi tentang kekecewaan, kehilangan, dan kesedihan karena semua usaha karakter utama tersebut tidak berhasil. Masing-masing memiliki tujuannya sendiri, namun pada akhirnya yang menentukan jenis akhir cerita adalah penulis. 3. Sad Ending adalah akhir yang menyedihkan, terjadi ketika karakter utama tidak berhasil mencapai tujuannya. Sad Ending adalah akhir dari sebuah cerita yang menyedihkan. Karakter utamanya tidak dapat mencapai tujuannya dan harus berakhir dengan kegagalan. Cerita ini biasanya berakhir dengan tragis dimana karakter utama harus mengakui kalah dalam upaya mereka. Karakter utama mungkin tidak dapat mencapai tujuannya karena masalah yang terlalu besar untuk mereka atau karena faktor lain seperti kekurangan waktu atau sumber daya. Karakter utama mungkin juga menghadapi kesulitan eksternal seperti masalah sosial, politik, atau lingkungan sehingga mereka tidak dapat mencapai tujuannya. Sad Ending bertentangan dengan Happy Ending dimana karakter utama berhasil mencapai tujuannya. Happy Ending biasanya didasarkan pada solusi yang inovatif atau pemecahan masalah yang tepat yang membantu karakter utama mencapai tujuannya. Karakter utama mungkin bertemu dengan keberhasilan setelah mengalami cobaan dan cobaan. Happy Ending biasanya berakhir dengan karakter utama yang berhasil mencapai tujuannya dengan cara yang ia lakukan sendiri atau dengan bantuan dari orang lain. Happy Ending juga biasanya memiliki unsur pembelajaran yang berguna bagi para pembaca untuk menerapkan dalam kehidupan mereka. 4. Perbedaan antara Happy Ending dan Sad Ending tercermin dalam pengaruhnya pada pembaca. Perbedaan antara Happy Ending dan Sad Ending tercermin dalam pengaruhnya pada pembaca. Happy Ending adalah jenis akhir yang menampilkan sebuah ending yang menyenangkan, misalnya saja dengan karakter utama yang berhasil mencapai tujuannya. Happy Ending berkomitmen untuk menyampaikan pesan bahwa semua yang baik akan berakhir dengan baik pula. Hal ini dapat membuat pembaca merasakan ketenangan dan kepuasan setelah berakhirnya cerita. Di sisi lain, Sad Ending adalah jenis akhir yang menampilkan sebuah ending yang suram, misalnya saja dengan karakter utama yang gagal mencapai tujuannya. Sad Ending berkomitmen untuk menyampaikan pesan bahwa semua yang buruk akan berakhir dengan buruk pula. Hal ini dapat membuat pembaca merasakan kesedihan dan kekecewaan setelah berakhirnya cerita. Kedua jenis akhir ini menimbulkan pengaruh yang berbeda pada pembaca. Happy Ending akan membuat pembaca merasa bersyukur dan puas karena karakter utama berhasil mencapai tujuannya. Sedangkan Sad Ending akan membuat pembaca merasa sedih dan kecewa karena karakter utama gagal mencapai tujuannya. Kesimpulannya, perbedaan antara Happy Ending dan Sad Ending tercermin dalam pengaruh yang berbeda yang ditimbulkan pada pembaca. Happy Ending akan membuat pembaca merasa bahagia dan puas, sedangkan Sad Ending akan membuat pembaca merasa sedih dan kecewa. 5. Happy Ending membawa perasaan bangga dan optimis pada pembaca, sedangkan Sad Ending membawa pembaca pada perasaan sedih dan putus asa. Happy Ending dan Sad Ending adalah jenis akhir dalam cerita yang dapat membuat pembaca merasakan berbagai emosi. Happy Ending adalah akhir cerita yang membuat pembaca merasa senang, bersemangat, dan bahagia. Ini membawa perasaan bangga dan optimis pada pembaca. Hal ini terkadang muncul dalam bentuk memenangkan perang, mendapatkan teman baru, atau suatu kejutan yang menyenangkan. Sad Ending adalah akhir cerita yang membuat pembaca merasa sedih, putus asa, dan bersedih. Ini membawa pembaca pada perasaan sedih dan putus asa. Hal ini mencakup kematian karakter utama, kegagalan mencapai tujuan, atau berakhirnya hubungan. Happy Ending dan Sad Ending berbeda dalam hal perasaan yang dibawa oleh pembaca. Pada Happy Ending, pembaca akan merasa senang dan optimis dengan hasil akhir cerita. Pada Sad Ending, pembaca akan merasakan perasaan sedih dan putus asa. Happy Ending juga berfungsi untuk memberi harapan pada pembaca, sedangkan Sad Ending berfungsi untuk menggambarkan kenyataan bahwa tidak semua cerita berakhir dengan cara yang indah. Sad Ending juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan pelajaran moral, seperti kesabaran, keberanian, dan kejujuran. 6. Happy Ending mengajarkan pembaca untuk berusaha keras untuk mencapai tujuan, sedangkan Sad Ending mengajarkan pembaca untuk lebih realistis dan menghormati proses. Happy ending dan sad ending merupakan dua jenis akhir dari sebuah cerita, keduanya berbeda dalam hal manfaat dan pesan yang disampaikan. Happy ending memberikan pesan tentang keberhasilan dan sukses, membuat pembaca bersemangat untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini mengajarkan pembaca untuk berusaha keras untuk mencapai tujuan mereka. Sad ending menyampaikan pesan bahwa semua kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari proses, bahwa setiap hal yang terjadi tidak akan selalu berakhir dengan cara yang diinginkan. Hal ini mengajarkan pembaca untuk lebih realistis dan menghormati proses. Meskipun keduanya berbeda, tidak ada yang salah dengan happy ending atau sad ending. Keduanya memiliki masing-masing nilai dan manfaat. Happy ending menginspirasi pembaca untuk berjuang keras dan mencapai tujuan mereka. Sad ending mengajarkan mereka untuk menghargai proses, tidak menyerah dan menyadari bahwa semua kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari sebuah proses. Dengan kata lain, happy ending dan sad ending memberikan manfaat yang berbeda bagi pembaca.
Note This article is inspired by a speech I wrote for Academic Decathlon in my senior year of high school. Iâve rewritten it in article form to make it less dramatic and more concise. Enjoy! For years, Iâve been arguing with myself over which is better â sad or happy endings? Both have their strengths and weaknesses, but which one is the better ending? Which one has the most power and impact? Well, I could be lazy and take the middle ground with the conclusion that âboth are good in their own waysâ. But itâs more than just whether theyâre strictly âhappyâ or âsadâ that makes them worthwhile. The first time this conflict of which was better became apparent to me was after Lost ended. It was a great show, constantly depicting the tragedy of each characterâs life, and I was at first frustrated and confused by its finale. For the longest time, I couldnât shake my feelings of sadness for the fictional characters that had passed on, and why it had ended in such a needlessly tragic way. Watching the show, I wanted a happy ending for the characters, so when that expectation wasnât met, it was a hard fact to swallow. But I had to wonder why on earth it was bothering me so much in the first place. Why couldnât I accept a decision that was always out of my hands? I was simply the audience watching the story, so why should I be angry about their decision? Why was it so bothersome? It wasnât until I realized that, through this heartbreaking resolution, the creators of Lost had achieved a higher level of storytelling, that it started to make more sense. On the surface, Lost was a show with a âsad endingâ, but in truth it was so much more than that. It was bittersweet because it forced its audience to consider the human condition and mortality. If the show had ended happily, this theme wouldnât have resonated so strongly as it had throughout the rest of the show; it was because of this ending that the show is considered a masterpiece, because it doesnât cater to the audienceâs predictable wishes. The themes of life and death are driven home, and arenât cast aside in favor of a joyous ending where everything is tied up in a neat little bow. This isnât to say that the happy endings where everything is ideal are bad; but they sometimes lack the grating realism that sad endings have. The Harry Potter franchise is an example of a series where the âhappy endingâ didnât feel real to me. After finishing it, I was at first relieved that the heroes werenât killed and lived peaceful, happy lives, but it quickly became apparent to me that it went out of its way to be overly pleasing. In its endeavor to be perfect for its audience, it lacked a certain power that other stories had on me. It didnât resonate with me the way other stories did because it didnât feel realistic. It was the very definition of a happy, ideal ending with everything tied up in a neat little bow, but in exchange it lacked the power and values that people cherish during times of tragedy. So while these endings are satisfying, they donât always achieve the same level of power. Itâs gushing with so much joy that I almost forgot the conflict before this point. And then there are the sad endings that fail to be satisfying or meaningful â also known as Mockingjay. Simply put, I did not enjoy Mockingjay. The epilogue was handled pretty well, and bittersweet in its messages, but outside of that, the ending displayed an unfavorable shift in tone from the first two novels. I felt the audience was completely ignored in favor of a questionable artistic vision. It was unsatisfactory, and lacked any build up from the preceding novels. In that way, it didnât feel realistic and failed to tie any themes or ideas together. It seemed like Mockingjay was trying too hard to be a âsadâ, brutal ending, but it failed to drive any themes of life and death home the way Lost had. It was just being depressing for the sake of it, and that there was no purpose to it. It lacked any power that a sad ending can usually convey, and because of it, Mockingjayâs climax felt empty and meaningless. Itâs become more apparent to me that to have a strong âhappyâ or âsadâ ending, it needs to have relevance and purpose to the story as a whole. Itâs not just a question of a âsad versus happy endingâ â itâs more of why the ending is sad or happy, and what it contributes to the story. This decision lies completely with the author of the piece, and it can be a difficult balance to achieve. For instance, in a recent interview, Hajime Isayama, the author of critically acclaimed manga series Attack on Titan, expressed doubts over how he would end the series. Isayama originally planned to end Attack on Titan in a tragic way, but with the huge success of the anime and manga, heâs considering changing it so as not to betray his fans. Fans fervently expressed their thoughts in favor for one ending or the other, and for me, I was initially relieved that he was considering a less tragic alternative. But the more I thought about it, the more it occurred to me that I wouldnât completely hate it if it had a depressing ending either. The tone of Attack on Titan is extremely brutal, and the glimmers of hope that present themselves throughout the series are often snuffed out. The themes of mortality and helplessness are apparent, and a tragic ending would certainly drive those themes home. A âsadâ ending would be memorable and meaningful to the story as a whole. Though this is not to say that I wouldnât be bothered by a depressing ending â I would, but at the same time, it would force me to accept the storyâs overall themes and messages. But I ultimately came to the conclusion that it wasnât my choice to pick favorites, and that the way Attack on Titanâs ending plays out would be the authorâs choice regardless of my personal feelings. So true. Though Iâd really rather it if you didnât. As an artist, one must consider the ending every time they create a piece â how a certain ending will affect their overall vision of a piece. When writers write, they constantly consider the plot and whether or not they should go out of the way to satisfy their audience, or do something more unexpected that will be more profound and more on par with their vision as an artist. Itâs equally important to take the audienceâs thoughts into account as well, but to not let it completely override story developments either. The balance of fan satisfaction and artistic vision can be hard to achieve in âsadâ endings, but Iâve found that while I enjoy happy endings aka Fullmetal Alchemist Brotherhood, arguably having the best, most satisfying joyous ending ever, it always seems that the unexpected, unsatisfying endings that resonate with me the most. It seems to me that a sad ending can more successfully convey ideas that would otherwise be overlooked in a happy ending. Sad endings may contradict my ideal vision of how a story should end, but itâs because of those contradictions that theyâre the most memorable to me. They have a brutal authenticity that is more reflective of the natural state of the world at large; tragedy ensues, and not everyone can live joyously without strife. Fictitious stories have the liberty of conveying either idea, and itâs up to the audience to decide which value they prefer. Though sad endings may bother me to end, and though I may not like the justification or the creatorâs artistic intentions at the time, I appreciate them because they have more depth and value as a whole.